I.
Tujuan
1. Untuk mengetahui parental lalat pada
botol nomor S38
2. Untuk mengetahui persilangan gen
terpaut seks pada lalat buah (D.
Melanogaster)
3. Bisa membuat bagan persilangan F1
dan F2 pada botol kultur nomor S38
4. Membuktikan hukum morgan tentang pertautan
seks
5. Untuk mengetahui gen apa saja yang
terpaut sex pada lalat Drosophila melanogaser
II.
Tinjauan
Pustaka
Sifat keturunan atau kejadian yang diterangkan di muka
itu ditentukan oleh gen yang terdapat pada autosom. Mempelajari menurunnya
warna bunga atau sifat albino pada manusia, keturunan F1 maupun F2 tidak pernah
disebut jenis kelaminnya. Terdapat juga gen- gen yang terdapat pada kromosom
kelamin. Gen ini disebut gen- gen terangkai kelamin. Peristiwanya disebut
rangkai kelamin atau dalam bahasa inggrisnya “sex linkage”.(Suryo, 1994).
Alel- alel dari gen- gen yang berbeda terletak pada satu kromosom yang sama tidak mengikuti hokum Mendel 2 tentang pemisahan secara bebas. Sehingga gen- gen tersebut mengalami tautan terlebih gen- gen yang berbeda, akan tetapi letaknya berdekatan seingga dipindahkan secara bersama- sama.
Tautan ini dapat terjadi pada kromosom tubuh ataupun pada kromosom kelamin.Tautan yang terjadi pada kromosom tubuh disebut tautan atau tautan non kelamin (tautan autosomal). Sedangkan pada tautan kelamin disebut tautan seks.
Tautan autosomal
Tautan autosomal adalah gen- gen yang terletak pada kromosom yang sama, sehingga tidak dapat bersegregasi secara bebas dan cenderung diturunkan bersama. Penelitian ini dilakukan oleh Thomas Hunt Morgan. Penelitian ini menggunakan lalat. Kerena lalat mudah berkembang biak dan disamping itu lalat mempunyai empat pasang kromosom. Tiga pasang kromosom autosom dan satu pasang kromosom seks. Drosophila betina mempunyai kromosom X yang homolog, sedangkan Drosophila jantan mempunyai satu kromosom X dan satu kromosom Y.
selengkapnya download disini
0 comments:
Post a Comment